CARA MERAWAT JAMBU MADU BERKUALITAS SUPER
Cara Merawat Jambu Madu Berkualitas Super – Tentu saja dengan perawatan yang baik dan maksimal akan menghasilkan jambu madu bermutu tinggi. Jambu madu merupakan jambu air yang rasanya sangat manis dan dapat dikatakan tidak memiliki rasa asam sedikitpun, dan untuk ukurannya jambu madu memiliki ukuran yang jumbo ( besar ) dibandingkan dengan ukuran jambu air biasa.
Pak Imam adalah seorang petani yang berhasil membudidayakan jambu madu berkualitas super. menurut pak Imam, untuk menghasilkan jambu madu hijau berkualitas prima relatif gampang.
Kuncinya pada pemupukan, seleksi buah, dan pemangkasan ranting. Jambu
madu adaptif di hampir semua tempat di Indonesia, yang penting mendapoat
cukup sinar matahari. Pak Imam menggunakan media tanam berupa campuran
tanah, kotoran sapi atau kotoran ayam dan sekam fermentasi dengan
perbandingan 2:1:1.
Rutin Memberikan Pupuk
Pak Imam menanam jambu madu itu
di polybag untuk mempermudah pengaturan nutrisi dan penyiraman serta
mengurangi kompetisi nutrisi dengan tanaman lainnya. Berbeda dengan
polybag, dinding palybag berpori sehingga mengoptimalkan sirkulasi udara
di perakaran. “Di tanah, pertumbuhan akar tidak terkontrol dan akan
terus mencari nutrisi, akibatnya pembentukan buah malah terhambat,” kata
Imam.
Untuk mempermudah dalam penyiraman, ia
menggunakan penyiram otomatis dengan pompa berpengatur waktu otomatis.
Air mengalir dari pompa ke kantong tanam melalui pipa sebanyak 2 kali
sehari. Pemberian pupuk berbeda antara masa vegetatif dan saat berbuah.
Pada masa vegetatif, Ari Prasetyo, perawat kebun Pak Imam, memberikan 1
sampai 2 sendok teh NPK 16:16:16 setiap 10 sampai 14 hari untuk
pertumbuhan tanaman.
Selain itu Ari juga menambahkan pupuk
hayati sebulan sekali. Pupuk hayati tersebut mengandung hara makro dan
hara mikro, enzim pertumbuhan auksin, enzim giberelin, dan enzim
sitokinin, serta mikrob protagonis yang dibutuhkan tanaman. Nutrisi,
enzim, dan mikrob membantu pertumbuhan akar, batang, dan buah sehingga
dapat meningkatkan kualitas dan hasil panen. Pupuk hayati itu juga mampu
menetralkan residu berbahaya dari pupuk kimia.
Memasuki masa generatif, biasanya pada
umur 7 smapi 8 bulan, Ari mengganti pupuk dengan monokalium fosfat (MKP)
28% yang diberikan 10 hari sekali. Pupuk hayati cair juga tetap
diaplikasikan sebulan sekali. Menurut Jonet Biantara SP, agronomis dari
produsen pupuk hayati Biotogrow, pupuk tetrsebut hemat dikarenakan hanya
memerlukan konsentrasi rendah. Satu tutup botol 30 ml dilarutkan
kedalam 15 L air yang digunakan untuk menyiram 7 sampai 9 pohon.
Saat berbunga, Ari mulai menyeleksi
bakal buah (pentil). Ia merompes pentil yang mengarah ke atas atau
muncul di ujung ranting. “Buah di bagian itu akan rontok sebelum
membesar karena tangkai tidak mampu menahan bobot buah,” kata Ari. Oleh
karena itu buah dihilangkan sejak dini untuk mengurangi persaingan
nutrisi. Dalam 1 tangkai biasanya muncul 3 bakal buah.
Penyeleksian Buah
Pemangkasan pohon setelah pemanenan untuk mengurangi cabang tidak produktif dan mengurangi kerapatan tajuk.
Untuk memaksimalkan hasil, ia hanya
menyisakan 1 sampai 2 bakal buah, tergantung kerapatan dompolan dan
kemudahan pembungkusan. Dalam dompolan berisi 9 sampai 12 bakal buah,
Ari hanya menyisakan 3 sampai 5 buah agar ukuran buah dapat optimsal.
Setelah masa berbunga selesai yaitu ditandai dengan gugurnya benang
sari, ia segera membungkus buah trsebut. Ari menyarankan menggunakan
spunbond atau bahan kain sintetis.
Masyarakat umum menyebut bahan itu pur
kertas atau kain kapas. Bahan-bahan itu, meskipun transparan, tetapi
efektif untuk melindungi buah, sirkulasi udara baik, dan mudah kering
setelah terkena air hujan. Ia tidak menyarankan penggunaan pembungkus
plastik karena sering menyebabkan buah terendam air sehingga rusak.
Pemanenan biasanya dilakukan 3 bulan sejak bunga terbentuk. Dengan hara
yang cukup, pohon akan berbuah terus-menerus.
Dalam setahun, pohon mampu berbuah
minimal 3 kali. Menurut Imam pohon yang sudah berumur 3 tahun dapat
memproduksi 7 kg buah dengan kwalitas prima setiap kali panen. Setelah
panen, Imam segera memangkas pohon untuk mengurangi percabangan yang
tidak produktif. Pemangkasan juga mengurangi kerapatan tajuk sehingga
fotosintesis lebih optimal dan untuk mempertahankan ketinggian tanaman
sehingga memudahkan dalam panen selanjutnya.
Penggantian media tanam dilakukan setiap 2 tahun sekali, karena pada
masa itu media sudah tidak bagus, dan akar sudah memenuhi kantung tanam.
Dardi, perawat tanaman, memangkas akar ketika mengganti media tanam.
Tentu saja tidak seluruh akar dipangkas, hanya bulu akar dan akar kecil
yang ada di tepi. Tanaman kemudian dimasukkan kembali ke kantung tanam
dengan ukuran lebih besar dan juga ditambah media tanam baru.
Posting Komentar untuk "CARA MERAWAT JAMBU MADU BERKUALITAS SUPER"